Gorontalo. Semboyan NKRI Harga Mati yang selama ini di gembar gemborkan pemerintah rupanya tak berlaku di Gorontalo, sebuah provinsi kecil di sulawesi yang menempati urutan ke lima provinsi termiskin selama sepuluh tahun berturut-turut.
Di Provinsi Gorontalo, Organisasi Papua Merdeka ini bebas berekspresi, berkumpul dan bahkan melakukan diskusi ilmiah dengan menghadirkan seluruh mahasiswa papua merdeka dari berbagai universitas yang berada di sulawesi untuk mendukung papua menjadi negara merdeka.
Komunitas mahasiswa papua merdeka ini berhimpun dalam wadah bernama Komite Nasional Papua Merdeka (KNPB) Konsulat Indonesia dengan Kantor Konsulatnya di asrama cendrawasih IX Kota Gorontalo.
tanggal 24 Juli, diperingati sebagai hari lahir KNPB sejumlah pagelaran seni budaya dan tarian perang disertai teriakan papua merdeka, papua merdeka terdengar hingga larut malam di kantor konsulat KNPB Kota Gorontalo.
Dari penuturan masyarakat sekitar kantor konsulat KNPB Indonesia, merasa sangat terganggu dengan kehadiran mahasiswa papua merdeka di kompleks tempat tinggal mereka. hal ini juga telah di ketahui oleh pemerintah dan aparat keamanan namun terkesan hanya di biarkan, ujar salah satu warga yang berdekatan dengan kantor konsulat KNPB di Kota Gorontalo ini.
Pembiaran gerakan makar papua merdeka di Gorontalo mendapat sorotan tajam dari pengamat Militer dan Pertahanan Chairul Arsyad, menurut Chairul pemerintah pusat harus segera melakukan evaluasi terhadap Pj. Gubernur Gorontalo, Pangdam dan Kapolda di Gorontalo.
“ini persoalan serius karena menyangkut kedaulatan negara, mereka di biarkan selama 14 tahun melakukan aktivitas makar tanpa ada tindakan dari otoritas pemerintah disana, ini ada apa ?” ujar Chairul.
Masih menurut Chairul, persoalan papua merdeka tidak akan selesai jika tunas tunas baru gerakkan ini dibiarkan tumbuh dan berkembang, pendekatan hukum dan upaya represif yang di lakukan di papua berbanding terbalik dengan yang terjadi di Gorontalo saat ini.
“hampir setiap hari terjadi pembunuhan warga sipil dan pendatang yang dilakukan oleh gerombolan papua merdeka di papua, namun anehnya di tempat lain yang notabenenya masih merupakan wilayah kedaulatan NKRI kelompok ini dibiarkan berkembang atau jangan jangan Gorontalo sudah keluar dari NKRI ?” pungkas Chairul.